Manusia selalu mencar-cari kesenangan. Sudah senang, ingin lagi senang. Kesenagan itu tidak pernah terasa. Yang terasa ialah susah. Kesusahan itulah yang menjadi pembicaraan sepanjang hari. Tidak tidur malam hari memikirkan kesusahan. Kesenangan yang dicari, kiranya kesusahanlah yang bersua. Berfirman Allah SWT dalam Al-Quran. Maksudnya :
" Orang-orang kafir itu dalam usaha mereka (mencapai kesenangan dunia) adalah seperti fatamogana di padang pasir. Dari jauh disangka air, setelah mereka sampai ditempat itu, kiranya tidak ada sesuatu pun. Mereka itu disisi Allah dihisab dengan sempurna. Dan Allah cepat sekali menghisab." (An-Nur : 39)
Fatamogana adalah pantulan sinar di padang pasir. Para musafir yang kehausan dibakar terik mentari di padang pasir, tiba-tiba ternampak sungai mengalir di hadapannya. Nampak jelas air sungai mengalir tenang, anak-anak mandi berenang-renang hilir mundik, dan perempuan mencuci kaki di pinggirnya. Kerana sangat haus dan dahaga, maka musafir tersebut belari ke sungai itu. Tetapi, sesampai disana sungai itu hilang, dan yang didapati belaka. Inilah yang sering terjadi di padang pasir. Fatamogana itu bukan sebenarnya sungai, melainkan pantulan sinar matahari kerana sangat panas.
Kesenangan dunia dalam pandangan Allah SWT diumpamakan seperti fatamogana. Dia nampak, tetapi setelah didekati ia pun hilang. Senang yang mutlak di dunia memang tidak ada. Di dalam senang berisi Susah. Senang itu hanya terdapat dalam melamu. Orang-orang bodoh cara berfikirannya lain. Itu sebabnya manusia banyak yang bathil kerana mengharap kaya. Disangkanya kekayaan itu dapat mewujudkan kesenangan. Dengan ini salah. Berfirman Allah SWT di dalam Al-Quran :
"Dan tidak ada kesenangan hidup di dunia ini, bahaya tipu daya (semata)". (Ali Imran : 185)
Tiada ulasan:
Catat Ulasan