Khamis, 14 Januari 2010

Bidadari sebagai isteri…

Ia secerah fajar yang tenang namun riang,
Dicipta dari setiap sesuatu yang istemewa,
Apakah kau tahu, para peminang mendengarkannya,

Aduk kekasih,
Tidaklah aku lebih suka kepada selainnya,
Jangan sekali-kali kamu menyerupai orang yang bersengguh-sungguh mendapatkannya,
Melamar diriku namun penuh kelalian,
Sehingga orang akan mengejeknya,
Perbaikilah dirimu,

Malangnya,
Andai ditolak darinya
Ketika piala itu diterbangkan bergilir,
Lalu berakhir ketika hajatnya selesai,
Setelah lari tidak terkendali,
Sesungguhnya yang melamar diriku adalah,
Orang yang berusaha terus-menerus……

Jika rembulan telah sempurna di malam hari,
Kau lihat ia memiliki keistimewaan yang jelas yang jelas dari rembulan itu,
Senyumannya menampakkan gigi yang indah,
Laksana mutiara yang terpendam di kedalaman samudera,
Andai alas kaki yang dipakai menginjak kerikil,
Nescaya akan tumbuh bunga daripadanya,

Kau dapat mengikat pinggangnya,
Yang laksana dahan raihan berdaun hijau lebat,
Kalau ludahan yang manis itu jatuh ke laut,
Nescaya air laut itu menjadi minuman yang baik bagi penduduk dunia,
Allah menginginkan kematianku dalam kerinduan padanya,
Dengan berjaga untuk meraih kebaikan hidup sesudah mati….

Tiada ulasan: